MATERI MIKROBIOLOGI-BAKTERIOLOGI
Kata pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyusun makalah “Mikrobiologi” guna
memenuhi tugas diskusi bersama dengan judul “Bakteriologi”. Hal ini
dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengembangkan pikiran dan
menginterpretasikan hasil-hasil yang telah didapat.
Selanjutnya
penulis tak lupa menyampaikan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW, para sahabat, keluarga dan pengikut-pengikutnya
hingga akhirun Zaman.
Pada
kesempatan ini penulis juga tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik
moril maupun material. Dan khususnya kepada dosen mata kuliah
Mikrobiologi atas nama dr. yuniarti arief, sehingga makalan ini dapat di
selesaikan sebagaimana adanya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangannya oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, agar kelak makalah ini dapat lebih baik
lagi.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua “Amin”
Bau-bau, 5 juni 2008
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1
1.1. Latar belakang……...………………………………………………………….......1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………....1
1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………………………......1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...2
2.1. Bakteri……………………………………………………………………………….2
2.2. Aktifitas patogenik………………………………………………………………….2
2.3. Infeksi dan kolonisasi……………………………………………………………...2
2.4. Menjelaskan Bakteri……………………………………………………………….3
2.5. Proses Infeksi………………………………………………………………………6
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………7
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………7
3.2. Saran………………………………………………………………………………..7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………8
BAB I
P E N D A H U L U A N
I.I. Latar Belakang
Perawat
dari semua bidang praktik memberikan Asuhan keperawatan bagi para
pasien yang beresiko terinfeksi dan mereka yang sudah terinfeksi. Satu
dari sepuluh pasien yang di rawat di Rumah Sakit mungkin terjangkit
infeksi dan pasien di berbagai keadaan lingkungan termasuk dirumah
mereka sendiri, dapat mengalami infeksi. Selain masalah yang sudah ada
sejak beberapa dekade, dan kemunculan kembali penyakit-penyakit misalnya
Tuberkulosis, banyak penyakit baru seperti BSE (Bovine Spongiform Encephalopathy) dan HIV sekarang diketahui disebabkan oleh agens aktif.
Infeksi
merupakan sisi kehidupan yang universal. Tumbuhan dan hewan dari segala
ukuran dan deskripsi diduduki oleh berbagai mikroba hidup, demikian
pula manusia tidak terkecuali. Penyakit menular itu terjadi karena
interaksi antara hospes dan mikroba yang berlangsung secara kebetulan.
Oleh
karena itu makalah tentang bakteriologi membahas tentang bakteri
penyebab infeksi dan selain itu makalah ini akan menjadi pegangan kami
guna mengetahui sebagian dari bakteri penyebab penyakit.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian-uraian dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dari
penyusunan makalah ini adalah kita harus mengetahui proses terinfeksinya
suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
I.3. Tujuan Penulisan
Tujuan
utama penulisan makalah ini adalah kita sebagai perawat nanti bisa
mengetahui proses terinfeksinya suatu penyakit yang di sebabkan oleh
bakteri sehingga kita bisa meminimalis terjadinya infeksi yang sering
terjadi di Rumah Sakit maupun di lingkungan rumah kita sendiri.
BAB II
P E M B A H A S A N
BAKTERIOLOGI
2.I. BAKTERI
Bakteri
hidup dimana-mana, sebagian besar adalah saprofit (organisme yang hidup
dari bahan organik mati) yang terdapat ditanah dan air. Bakteri
berperan penting menguraikan molekul organik kompleks dari hewan dan
tumbuhan yang telah mati menjadi molekul-molekul organik sederhana. Molekul ini mengalami daur ulang selama metabolisme oleh organisme hidup.[1]
Bakteri
adalah organisme bersel tunggal yang hidup bebas dan mampu memproduksi
sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai pejamu untuk menyuplai makanan.
Bakteri tidak memiliki inti sel, bakteri terdiri dari sitoplasma yang
dikelilingi oleh sebuah dinding sel yang kaku yang terbuat dari suatu
zat khusus yang disebut peptidoglikan. Didalam sitoplasma terdapat
materi genetik, baik DNA maupun RNA dan struktur intra sel yang
diperlukan untuk metabolisme energi. Bakteri berproduksi secara aseksual
melalui replikasi DNA dan pembelahan sel sederhana. Sebagian bakteri
membentuk kapsul yang mengililingi dinding sel sehingga ia lebih tahan
terhadap serangan system imun pejamu. Bakteri dapat bersifat aerob atau
anaerob. Sebagian bakteri mengeluarkan toksin yang secara spesifik
merusak pejamu.
Laboratorium
sering mengklasifikasi bakteri sebagai gram negative/atau positif.
Bakteri positif gram mengeluarkan toksin (eksotoksin) yang merusak
sel-sel pejamu pada pewarnaan standar laboratorium, bakteri gam positif
akan memberikan warna ungu. Bakteri gram positif mengandung protein
didinding selnya yang merangsa respon peradangan (endotoksin). Bakteri
gram negative berwarna merah pada pewarnaan merah pada pewarnaan
laboratorium sekunder[2].
2.2. AKTIVITAS PATOGENIK
Sekitar
50 spesies bakteri bersifat patogenik (mampu menimbulkan penyakit).
Virulensi – kemampuan menimbulkan infeksi – adalah suatu fenomena
kompleks yang berkaitan dengan fisiologi pathogen dan pejamunya.
Sebagian bakteri selalu bersifat sangat virulen. Sebagai contoh
pemajanan pada yersima bakteri yang menyebabkan infnia pestis
(yang menyebabkan pes) hampir selalu menimbulkan pes. Namun, sebagian
bakteri, terutama yang menyebabkan infeksi di rumah sakit, memiliki
patogenitas yang rendah. Bakteri ini menybabkan infeksi hanya pada orang
yang keadaan imunnya menurun akibat penyakit, obat atau prosedur
invasive yang mereka jalani (misalnya pembedahan, intubasi atau
pemasangan selang intravena). Bakteri ini tidak menyerang jaringan
sehat. Bakteri ini disebut oportunis.
2.3. INFEKSI DAN KOLONISASI
Infeksi
terjadi saat pathogen memperoleh akses kejaringan pejamu dan memicu
suatu respon. Infeksi pada luka ditunjukan oleh munculnya peradangan dan
pus (nanah). Pasien mungkin mengalami demam (pireksia), dan usap/apusan luka akan memperlihatkan adanya sejumlah besar organisme penyebab.
Namun,
respon terhadap pathogen mungkin ringan atau tidak ada, suatu situasi
yang disebut sebagai kolonisasi. Luka yang terkolonisasi bebas dari
peradangan dan apusat memperlihatkan sedikit pertumbuhan bakteri.
Apabila terjadi kolonisasi, maka mungkin di jumpai beberapa spesies
bakteri, yang pada laporan laboratorium sering disebut sebagai
pertumbuhan bakteri campuran. Kolonisasi merupakan hal yang penting dari
segi klinis karena organisme dapat berkembang biak dalam jumlah besar
untuk membentuk suatu resevoar.
2.4. MENJELASKAN BAKTERI
Bakteri dapat dijelaskan berdasarkan :
- Morfologi (bentuk)
- Ultrastruktur
- Respon terhadap zat warna pada specimen mikroskopik
- Pembentukan spora
- Kebutuhan oksigen
1. Morfolgi (bentuk)
Ada empat bentuk morfologi bakteri yaitu :
- Kokus, berbentuk bulat. Apabila tersusun berpasangan mereka dikenal sebagai diplokokus. Contohnya adalah streptococcus pneumoniae (yang menyebabkan pneumonia) dan Neisseria gonorrhoeae (yang menyebabkan gonorea). Kokus yang berkelompok disebut stafilokokus, contohnya adalah staphylococcus aureus, suatu konstituen dari flora normal kulit, yang pada sebagian dari anggota populasi juga mampu berlaku sebagai pathogen luka, dan sthapylococcus epidermidis, suatu bakteri oportunistik yang mampu menimbulkan infeksi pada orang yang sakit berat, walaupun tidak pada orang sehat.
- Basil, (misalnya pseudomonas, klebsiela, proteus dan e, coli) memiliki bentuk batang, tersusun secara tunggal atau dalam rantai. Mereka terkenal karena kemampuannya menimbulkan infeksi dirumah sakit. Beberapa bakteri yang menyebabkan keracunan makanan, termasuk shigella dan salmonella, termasuk dalam kelompok ini.
- Vibrio, adalah bakteri melengkung. Contohnya adalah vibrio cholerae (menimbulkan kolera) dan campylobacter (penyebab keracunan makanan).
- Spirochaeta, adalah bakteri yang sangat kecil, lentur dan berbentuk spiral. Anggota tipikal dari kelompok ini antara lain adalah treponema pallidum (yang menimbulkan sifilis), leptospira interrogans (serotip icterohaemorrhagiae) (penyakit weil) yang di tularkan kemanusia melalui tikus yang terjangkit, dan Borrelia burgdorferi (penyakit lyme).
Semua bakteri bersifat unisel (bersel tunggal), tetapi bentuk dan ukurannya sangat beragam.
2. Ultrastruktur
Ultrastruktur
sel bakteri berbeda dari ultrastuktur organisme multisel. Sel-sel pada
organisme multisel bersifat eukariotik (yaitu mereka memiliki inti
sel/nucleus sejati). Bahan genetiknya terbungkus dalam suatu membrane
untuk membentuk inti sel tersebut. Juga terdapat banyak organel
sitoplasma, dengan beberapa diantarnya terbungkus membran. Sebaliknya,
bakteri bersifat prokariotik (tidak memiliki inti sel sejati dan membran
inti). Kromosom yang mengandung bahan genetik (asam nukleat) terdapat
didalam sitoplasma, demikian juga semua organel termasuk ribosom (tempat
pembentukan protein) dan granula penyimpan. Mesosom, suatu lipatan
kedalam dari membrane luar, merupakan tempat respirasi, analog dengan
mitokondria pada sel eukariotik.
3. Reaksi Pewarnaan Gram
Dalam
keadaan alami, bakteri tidak berwarna. Reaksi pewarnaan gram digunakan
sebagai langkah pertama dalam identifikasi di laboratorium. Reaksi
pewarnaan gram bermanfaat karena menandai perbedaan stuktur antara
bakteri positif-gram dan negatif gram serta penunjukkan prilaku bakteri
yang bersangkutan. Sebahagian perbedaan antara kedua kelompok dijelaskan
oleh lebih resisten antibiotik.hanya sedikit spesies positit-Gram yang berflagel sehingga mereka kurang memiliki motilitas.
4. Pembentukan Spora
Di
bawah keadaan yang tidak menguntungkan. Clostrodium dan Bacillus
membentuk spora. Sel menjadi terbungkus oleh kapsul tebal protektif,dan
metabolismenya melambat. Dalam keadaan menguntungkan,spor mengalami germinasi dan membebaskan bakteri. Spora sangat resisten terhadap panas dan desikasi dan dapat hidup dalam jangka waktu yang lama. Kemampuan membentuk spora yang dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang kurang anthracis(yang menimbulkan antraks)dan Clostradium tetani(tetanus)dapat bertahan hidup dalam keadaan dorman
selama bertahun- tahun,sert mampu menahan temperatur yang ekstrim dan
pajanan desifektan yang akan menghancurkan sel vegetatif. Germinasi
terjadi apabila kondisi kembali membaik untuk prertumbuhan dan reproduksi.
5. Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan oksigen bakteri berbeda-beda :
- Bakteri disebut sebagai aerob obligat apabila pertumbuhan mereka membutuhkan pasokan oksigen dari lingkungannya
- Bakteri yang tidak dapat menoleransi adnya oksigen disebut anaerob obligat
- Kelompok ketiga, aerob fakultatif, dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen.
2.5. PROSES INFEKSI
Agar
dapat terjadi infeksi, pejamu yang retan harus bertemu dengan suatu
mikro-organisme virulen. Pathogen yang bersangkutan harus menyelesaikan
tahap-tahap berikut :
- Memperoleh akses ke jaringan pejamu
- Bergerak ke tempat yang menguntungkan
- Berhasil bermultiplikasi walaupun pejamu melakukan perlawanan melalui mekanisme pertahanan
- Berkembang biak sehingga terbentuk pathogen baru yang dapat keluar untuk menyebar sehingga daur hidup tuntas.
Contoh-contoh
penyakit pada manusia yang disebabkan oleh bakteri adalah infeksi
stafilokokus dan sterptokokus, gonore, sifilis, kolera, sampar,
salmonelosis,sigelosis, demam, tifoid, penyakitlegionnaire, difteri,
haemophilus influenzae, pertusis, tetanus dan penyakit lyme. Suatu
subset bakteri yang sulit diterapi adalah mikrobakteri. Mikroorganisme
golongan ini merupakan penyebab penyakit Tuberkolosis dan lepra[3].
Pneumonia
didefinisikan sebagai penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, yang
melibatkan parenkim paru-paru, termasuk alveoli termasuk struktur
pendukungnya. Pneumonia merupakan penyebab kematian rangking ke empat
dikalangan pasien usia diatas 65[4].
Mengingat
adanya perubahan adanya pathogen yang menyebabkan pneumonia dan pola
resistesi antimicrobial, maka perawat harus ingat akan akan klasifikasi
berikut ini[5] :
1. Comunnity-acquire
pneumonia, dimulai sebagai penyakit pernapasan umum dan bisa berkembang
menjadi pneumonia. Pneumonia streptokokus merupakan organisme penyebab
umum. Tipe pneumonia ini biasanya menimpa kalangna anak-anak atau
kalangan orang tua.
2. Hospital-acquire
pneumonia, dikenal sebagai pneumonia nosokomial. Organisme seperti
aeruginosa pseudomonas, klebsiella, atau aureus stapilokokus, merupakan
bakteri umum penyebab Hospital-acquire pneumonia.
3. Lobar
dan bronchopneumonia dikatagorikan berdasarkan lokasi anatomi infeksi,
sekarang ini, pneumonia diklasifikasikan menurut organisme, bukan hanya
menurut lokasi anatominya saja.
4. Pneumonia
Viral, Bakterial dan Fungal dikatagorikan berdasarkan pada agen
penyebabnya. Kultur spuntum dan sensivitas dilakukan untuk
mengindentifikasi organisme perusak.
Ogenous dalam diri
Etiologi
pneumonia disebabkan oleh virus pathogen yang masuk kedalam tubuh
melalui aspirasi, inhalasi atau penyebaran sirkulasi. Pneumonia terutama
disebabkan oleh bakteri. Pneumonia inhalasi disebarkan melalui droplet
batuk dan bersin. Pneumonia bisa disebabkan oleh penyebaran hemat
Ogenous dalam diri pasien yang mengidap septisemia. Infeksi ini biasanya
disebabkan oleh agen bacterial atau agen fungal.
Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa organisme menular harus mampu melekat, mendududki atau memasuki
BAB III
P E N U T U P
3.1. KESIMPULAN
Kita
ketahui bersama bahwa mikrobiologi adalah ilmu tentang
mikro-organisme-organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat diperiksa
tanpa bantuan mikroskop. Dimana mikro-organisme itu terdiri dari
bakteri, virus, jamur, protozoa dan beberapa kelompok minor lain
(mikroplasma, riketsia dan klamidia). Mikro-organisme tersebut merupakan
penyebab infeksi.
Syarat
timbulnya infeksi adalah bahwa organisme menular harus mampu melekat,
mendududki atau memasuki hospes dan berkembang biak paling tidak sampai
taraf tertentu. Karena itu tidaklah mengherankan, bila dalam perjalanan
evolusi spesies hewan termasuk manusia, sudah mengembangkan mekanisme
pertahanan tertentu pada berbagai tempat yang berhubungan dengan
lingkungannya
3.2. SARAN
Kita
sebagai perawat nantinya harus memahami dampak dari tindakan kita dalam
kaitannya dengan kenyataan bahwa mikro-organisme ada dimana-mana dan
cepat beradaptasi serta dampak peran malpraktek misalnya pemakaian
antibiotik yang berlebihan terhadap keamanan pasien, perawat harus dapat
menerapkan strategi yang terbaik dalam mengantisipasinya. Dan selain
itu, perawat juga perlu mengetahui bahaya infeksi terhadap diri mereka
sendiri karna bisa terjadi infeksi silang.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Gould dan Chiristine Brooker, 2003. Mikrobiologi Terapan untuk Perawat. Jakarta : EGC
Price Wilson. 1994. patofisiologi : konsep klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Elizabeth J. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Charlene J. reeves, Gayle Roux dan Robin Lockhart. 2001. Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba Medikal.